SUJUD BUMI : Ekspresi Seniman Tari Di Tengah Pandemi
Apa yang akan
terjadi jika seorang seniman tari dibatasi gerak dan imajinasinya. Bahkan
mungkin yang lebih ekstrim lagi (seniman) dilarang melakukan aktivitas yang menghadirkan
banyak orang. Dalam kondisi normal,
kerja seni pertunjukan semacam ini, jelas tidak masuk akal. Namun kalau
bicara kondisi terkini, semua masyarakat dunia penuh harap wabah terusan dari
Wuhan-China ini segera berakhir mengguncang jagad raya termasuk Indonesia di
dalamnya. Mengutip Martha Graham, 'Seorang penari mati dua kali. Pertama ketika
mereka berhenti menari, dan kematian pertama adalah kematian yang paling
menyakitkan.' Agaknya kutipan koreografer legendaris yang punya pengaruh besar
di Amerika Serikat tersebut menjadi inspirasi bagi seniman tari tanah air untuk
melakukan sebuah kegiatan tari yang bertajuk Sujud Bumi di tengah wabah cofid
19 ini.
Hanya berbekal media
whatsaap saja. Secepat kilat, keluarga tari Indonesia yang awal mulanya digagas
Heri Lento dan Evi Martison pun terbentuk. Dalam hitungan menit, anggotanya
terus membengkak. Ada kesan, kerinduan untuk berdiskusi satu sama lain itu tak
lagi terbendung. Menguatkan sekaligus memberikan laluan terhadap ide cerdas
ini, dukungan pun mengalir dari suhu dan senior tari Indonesia seperti Elly
Luthan, Maria Dharmaningsih, Arif Rofiq, Iwan irawan dan masih banyak lainnya.
Ada juga nama koreografer fenomenal Indonesia diantaranya Eri Mefri, Miroto,
Hartati, dan nama-nama mahal lainnya yang selalu intens berdiksusi. Diskusi
udara pun tembus ke kata sepakat. Bersempena dengan hari Bumi yang kali pertama
dicanangkan senator Amerika Serikat Gaylord
Nelson yang kini setiap tahun
pada tanggal 22 April selalu diperingati oleh kurang lebih 175 negara diamini forum.
Merasa belum
puas. Heri Lento koreografer asal Jawa Timur sengaja menghasut koreografer
lintas usia di grup whatsaap itu untuk merenung dan berimajinasi lebih dalam. Caranya
adalah dengan men share video berdurasi 5 menit di sebuah hamparan alam yang
terbentang luas. Tubuhnya meliuk, mengalir tanpa beban. Baginya, melakukan
sujud merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi
terhadap planet yang ditinggali manusia yaitu Bumi. Gayung pun bersambut. Evi
Martison menyuplai komposisi musik berdurasi satu menit dengan rajutan nada,
vocal, dinamika dan irama yang apik. Singkat memang, tapi dampaknya luar biasa bagi tubuh-tubuh
mereka para penari, koreografer seolah tersengat sensasi sekaligus
menghujam energi yang begitu kuat.
Singkatnya, stimulus keduanya telah memantik banyak tubuh menyeruak dari jiwa yang haus. Tanpa melalui
debat panjang, Heri Lento yang dengan cekatan selalu meng update peserta akhirnya
tembus diangka 718 seniman dari seantero pelosok nusantara menyatakan diri ikut
berpartisipasi. Di sisi lain, Evi Martison pun berkabar, di luar nama-nama yang
terdaftar tadi, 469 orang juga menyatakan ikut ambil bagian dalam kegiatan ‘Sujud Bumi” ini. Sebuah angka
yang fantastis, dan patut di acung.
Bentuk,
ruang, dan waktu merupakan tiga bidang yang saling berkait, dan tidak bisa
dipisahkan dengan proses kehidupan manusia berikut kebudayaannya. Bentuk terjadi karena dimensi ruang dan
waktu, dan bentuk dapat berubah karena dimensi ruang dan waktu, dan bentuk akan
tiada karena dimensi ruang dan waktu. Oleh karena dimensi ruang dan waktu itu jualah
maka penyajian karya berdurasi satu menit oleh keluarga tari Indonesia akan
ditayangkan melalui media sosial masing-masing peserta pada tanggal 22 April
2020 dengan tiga kali penayangan, dimulai pukul 06.30 WIB, 12.00 Wib dan tayangan
akhir pukul 18.00 WIB. Mengutip Bambang
Sugiharto, kekuatan seni adalah melukiskan kedalaman pengalaman yang sebenarnya
tak tampak dan tak terlukiskan, memperkatakan hal yang tak terumuskan, menyembunyikan
hal yang tak tersuarakan, ataupun menarikan inti pengalaman batin yang tak
terungkapkan. Dari sisi ini yang hendak dirogoh dan diungkapkan oleh seni yang
sesungguhnya bukan sekedar keindahan fisik seperti yang lazim dikira orang,
melainkan kebenaran. Agaknya ini yang hendak dimaknai oleh seniman tari dari
seantero negeri ini.
Endingnya
di sini. Masih gawe keluarga tari Indonesia. Berselang seminggu, dilanjutkan
dengan ‘Hari Tari Dunia’ yang jatuh pada tanggal 29 April 2020. Bedanya dengan
hari Bumi, adalah Hari Tari Sedunia yang pertama kali dicanangkan lembaga tari Internasional
Counseil Internasional de la Danse (CID) untuk mengenang kelahiran Jean Georges
Noverre, yakni seorang pencipta tari balet modern berkebangsaan Prancis ini disajikan dalam satu kali tayang yaitu pukul 19.00. Durasi karya satu menit dengan
musik bebas. Seperti yang kita ketahui bersama, tanggal
24 April 2020 merupakan hari pertama bulan Ramadhan. Akankah pelaksanaan hari
tari dunia ini akan sesukses hari Bumi. Kita tunggu saja.
Sekalipun
instan. Kerja
Keluarga Tari Indonesia ini patut diacung. Bermodalkan rasa yang sama,
keprihatinan, kerisauan, kegelisahan dalam memandang satu peristiwa yang kini
tengah memporakporandakan hampir semua elemen kehidupan, ide cerdas itu lahir
sebagai ungkapan. Tidak berlebihan kiranya, jika dielaborasi, gagasan ini bukan
tidak mungkin akan menjadi sebuah
langkah pemersatu dari insan seni itu sendiri. Saya jadi ingat apa yang
dikatakan Anis Baswedan mengutip Stanislavski seorang tokoh teater Rusia yang
mengatakan bahwa kekuatan dalam drama itu ditentukan bukan oleh peran melainkan
oleh aktor. Dimanapun, seniman itu berbuat harus merasa nyaman dan selalu
menyesuaikan dengan segala kondisi yang ada. Jika di panggung professional,
seniman berbuat bisa menakjubkan audiencenya. Demikian pula halnya, dengan
penyajian ‘Sujud Bumi’ sekalipun hanya berdurasi satu menit, mereka akan datang
dengan kapasitasnya yang luar biasa. Biasanya
yang ada dalam pikiran kita, terorganisasi asumsi kita terstruktur,
terorganisir tak selalu harus terstruktur, didalam kesenian gagasan
terstruktur, tapi dalam melakukan aktivitas-aktivitas bisa terorginisir tanpa
harus terjebak kedalam struktur.
Kondisi kita yang tengah
riuh ini telah menjadikan sebuah fakta kalah oleh persepsi. Apa mau dikata,
reputasi kita memang belum tinggi jika dibandingkan dengan bangsa maju lainnya
di dunia. Dalam penanganan wabah ini misalnya, kita selalu bersilang argumen.
Semua orang minta didengar pendapatnya. Di sisi lain, takpula bisa dimungkiri,
dibeberapa bagian kita memang merasakan
kebijakan tidak berbading lurus dengan fakta.
Semoga saja zaman persepsi
seperti ini tidak memberikan dampak yang buruk pada profesi dokter kita di
tanah air. Persepsi dokter sebagai garda terdepan harus kita rubah. Garda
terdepan bukanlah seorang dokter melainkan kita (masyarakat). Untuk dengan sekuat tenaga memutus mata rantai
penyebaran dengan mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap di rumah. Ketika
usaha mencegah, memutus mata rantai penyebaran telah kita lakukan dengan
maksimal, malang disebut tetap kebobolan juga. Disinilah kehadiran dokter dan
tenaga medis mengambil perannya dengan sekuat tenaga bekerja tanpa kenal lelah sembari
kita memohon pertolongan yang maha pengasih Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Terima kasih
Keluarga Tari Indonesia, teruslah berimajinasi, mengisi kekosongan hati
masyarakat Indonesia yang sedang mengalami depresi berat. Sulit disangkal.
Ketakutan, kekawatiran, kecurigaan dan kecemasan itu nyata saat ini. Semoga
saja, kegiatan cerdas ini bisa sedikit mengimbangi pemberitaan tentang covid-19
yang isinya selalu membuat hati kita luruh. Sembari kita berdoa dan berharap,
lambat laun, dalam waktu yang tidak terlalu lama masyarakat Indonesia bisa memulai hidup baru dengan lebih cerdas.
SALAM dari Batam untuk Indonesia. (Tulisan ini telah dimuat di Tanjung Pinang Post, 19 April 2020)
Aaamiin...Mantap Paisal Amri.
BalasHapusBisa jadi momentum Sujud Bumi yang akan berlangsung nanti jadi sejarah baru, sekaligus bukti bahwa insan tari Indonesia memiliki ikatan bathin yg kuat walau saling tidak kenal secara akrab satu sama.lain.
Harapan kita, Sujud Bumi tidak berhenti hanya sekedar wacana lagi di masa yang akan datang, akan tetapi bisa diwujudkan ke dalam bentuk kongkrit, bahwa persaudaraan insan tari Indonesia memang kuat, saling menebar energi positif untuk semua makhluk bumi, bukan sekedar untuk diri sendiri...
Salam sehat selalu untuk kita semua
Maaf, da ben. baru sajo dibaco. makaseh supportnyo.... bukan apa2, dimasa pandemi insan tari indonesia patut di jempol. banyak rangkaian kegiatan lahir.semoga saja ini menjadi pertanda baik bagi perkembangan tari itu sendiri.
HapusIzin promo ya Admin^^
BalasHapusBosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa x-)
- Telkomsel
- GOPAY
- Link AJA
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)