Seri Panggung Itu, Tak Lagi Manggung
Ibu Normah
dan Suaminya Penggesek Biola (Bapak Basri)
Kebudayaan ternyata tidak tinggal diam, tetapi bergerak, tumbuh dan
berkembang. Bila kebudayaan diharapkan berperan dalam pertumbuhan manusia,
sebaiknya kebudayaan tidak dibiarkan berjalan, tumbuh, dan berkembang tanpa
bimbingan (Daud Joesoep dalam Sal Murgiyanto. 2004:10).
Sumber-sumber seni tradisi kita berikut pelakunya, sudah
mulai diambang kepunahan. Sumber kesenian tersebut dilumat secara drastis oleh
arus kebudayaan modern yang jauh lebih kuat. Meski seringkali seni modern
dituding tak akan bertahan lama tanpa akar. Begitu pula, pelaku seni tradisi
sebagai penggerak paling utama dalam mempertahankannya. Saat ini, selain
tergusur oleh tuntunan hidup, juga digusur oleh usia mereka yang sudah senja.
Panggung Pulau Panjang itu tinggal Kenangan
Kesenian tradisi yang sering
diagungkan sebagai asset kebudayaan kita, sampai saat ini, masih tetap berada
pada tempat yang belum sampai pada kenyataan. Dianggap penting, tetapi selalu
mengalami nasib tersia-sia. Lembaga terkait, jika berkehendak untuk melestarikan
barangkali berbenturan pula dengan yang namanya perioritas, akhirnya orang yang tidak sabar
langsung mengklaim sebatas retorika saja. Akhirnya tradisi terkesan belum
mendesak untuk didandani.
Perlakuan yang seringkali menimpa
seni tradisi telah membawa dampak yang besar terhadap pertumbuhannya di tengah
kebudayaan modern. Ruang gerak yang terbatas, dan pelakunya yang semakin
sedikit dengan sendirinya menjadikan seni tradisi sebagai seni yang semakin
langka. Diperlukan memang proses regenerasi untuk mempertahankannya. Kenyataan
dimana sumber sumber tradisi itu berada,
terbentuk dengan generasi muda yang mulai enggan sebagai pewaris seni tradisi. Selain godaan
seni modern lebih mewakili dirinya, juga
didorong oleh perlakuan lembaga terkait setengah hati dan masyarakat sendiri turut menjadikan kaum pinggiran.
Penari Sepuh di Pulau Panjang
Di tempat-tempat tertentu, seni tradisi masih mungkin untuk bertahan, akan tetapi tidak berkembang. Bukan tidak mungkin
pula malahan mulai punah dan nyaris tidak tersentuh lagi. Ini ditandai dengan
banyaknya generasi muda berangkat pindah ke kota untuk melanjutkan pendidikan
atau bekerja. Setidaknya inilah yang terjadi di Pulau Panjang-kota Batam. Dulu, beragam kegiatan di gelar di sini. Tidak hanya pementasan lokal, kegiatan bertarafkan Internasional pun pernah ditaja di sini. Nama mahal diantaranya adalah Pak Ngah dari Malaysia dan sederet nama lainnya. Selain itu panggung berukuran 6 x 6 meter itu sering dikunjungi pelancong dari negara tentangga Malaysia dan Singapura. Kunjungan warga serumpun tersebut telah pula memberikan angin segar bagi perkembangan ekonomi di Pulau Panjang. Itu dulu, saat ini Mak Normah dan anak-anaknya hijrah ke Jembatan satu Barelang. Setiap hari Mak Normah mencoba peruntungan dengan berjualan di tempat wisata sekaligus ikon kota Batam tersebut.
Menyelematkan seni tradisi dan pelakunya, memang diakui tidak semudah membalikan telapak tangan. Berbagai unsur terkait punya tanggung jawab untuk mengayomi secara lebih nyata dalam proses pembinaan dan pengembangannya. Melakukan pendataan, mengadakan festival, meberikan kontribusi wawasan finansial serta penghargaan lain yang dibutuhkan. Tentulah kita berharap tidak sekedar retorika. Bukan tidak pernah, apalagi cuek. Kota ini telah mencoba untuk memihak, memberikan perhatian, harapan, jika itu belum dirasakan kalangan seniman tradisi, dimana kesenian itu hidup dan berkembang, muda-mudahan ini terkait dengan persoalan waktu saja.
Menyelematkan seni tradisi dan pelakunya, memang diakui tidak semudah membalikan telapak tangan. Berbagai unsur terkait punya tanggung jawab untuk mengayomi secara lebih nyata dalam proses pembinaan dan pengembangannya. Melakukan pendataan, mengadakan festival, meberikan kontribusi wawasan finansial serta penghargaan lain yang dibutuhkan. Tentulah kita berharap tidak sekedar retorika. Bukan tidak pernah, apalagi cuek. Kota ini telah mencoba untuk memihak, memberikan perhatian, harapan, jika itu belum dirasakan kalangan seniman tradisi, dimana kesenian itu hidup dan berkembang, muda-mudahan ini terkait dengan persoalan waktu saja.
Memang penari (seniman) tradisi kita
mulai merasa lelah. Sedang untuk istirahat, mungkin hanya waktu yang menentukan. Ada dua hal yang akan
menentukan, usia atau regenerasi. Kemudian yang terpenting lagi adalah lembaga terkait mencoba mencarikan formula yang pas terhadap pelestarian sekaligus mengayomi mereka sebagai
penyelamatan. Jujur saja mereka sudah lelah dan tentu berharap banyak untuk tidak sekedar menjadi alat.
Memasuki usianya yang ke 80 tahun, Mak masih kuat dan bersemangat. Titel seri panggung masih melekat padanya. Bedanya, kini, ia tak lagi manggung
seperti sedia kala.
Mak, sehat selalu ya, wassalam.....
Mak, sehat selalu ya, wassalam.....
Belum ada Komentar untuk "Seri Panggung Itu, Tak Lagi Manggung"
Posting Komentar